..Selamat datang di Blog Sederhana Saya..

Minggu, 29 Mei 2011

Terimakasih Telah Dampingi Aku Selama ini


Disebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan. Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.

Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah mereka sejak dulu dan menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah dan tinggal bersama. Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu yang tersisa dirumah telah menjadi saksi berjuta peristiwa. Suatu senja, sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya tadi. Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri

"Kenapa Bu?" Istrinya menoleh sambil menjawab "Sandal Ibu tidak ketemu yah". "Ya udah pakai ini saja" kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati. Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya. Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.

Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.

"Bagaimanapun usahaku untuk berterimakasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya. Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang, kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku".

Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan mereka pun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.

Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan bergumam "Terimakasih".

"Tidak, Ibu yang terimakasih sama Ayah, telah membantu memotong kuku Ibu" tukas sang istri tersipu malu. "Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tau semua takkan terbalas sampai kapanpun" kata suaminya tulus.

Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri "Ayah kok bicara begitu?

Ibu senang atas semuanya yah, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.

Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama. Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibada.

Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi. Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.

Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia. Ia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah.

"Sungguh akhir perjalanan yang indah" gumam para orang sekitar setelah menyadari kalau dia telah tiada. Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat ibadah tadi.

Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal.
Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri didunia ini. Ada gundah menggelayut dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya, Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Maha.

Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak. Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya. Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut. "Apa yang Ayah lakukan?" tanya istrinya senang bercampur bingung.

"Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Ayah tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir, Ayah selalu butuh Ibu. Saat disuruh memilih pendamping Ayah bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal, Ayah pun mohon izin untuk menjemput Ibu.”

Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata "Ibu ikhlas Ayah pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendiri. Kalau ada kesempatan mendampingi Ayah sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan. Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman. Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya.
Karena mencintaimu adalah hal yang tak bisa aku hindarkan. Tidak ada orang lain yang selalu mencintaimu lebih, selebih aku yang mencintaimu
Inspirasi dari tulisan Riny Yunita: Ladang Cakiah.




" SEMOGA BERMANFAAT "

[X]
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger