..Selamat datang di Blog Sederhana Saya..

Senin, 06 Juni 2011

Maaf Saya Tidak Bisa Romantis

Beberapa yang dapat gw liat ya sebagian cewek itu bilang, RomantisAdalah,

--> RomantisAdalah ketika kamu telpon tanpa basa basi dulu langsung ucapin “Aku Sayang Kamu” dan telepon ditutup

--> RomantisAdalah ketika hujan, kita jalan berduaan dan gandengan tangan.

hhffff.. begitu banyak kata yang semuanya begitu romantis itu diharapkan dari cewek kepada cowoknya.

Nah gimana dengan cowok? Gw cowok. Jujur gw orangnya juga kurang bisa bahkan gak bisa romantis. Nah keromantisan ini yang bakal gw bahas, bahwa cowok itu sebenarnya punya keromantisan juga kok Cuma tak terlihat aja (Pembelaan)

Banyak dari cewek, klo dapetin cowoknya yang gak romantis slalu bilang,

“Celaka, gw sekarang dapet cowok yang kayak robot”
“Celaka 13, cowok gw klo ngomong pas ditanya doang”
“Celaka minta ampun, klo ngomong ama cowok gw kayak lagi ngomong ama batu”
“Celaka, gw sebenarnya pacaran ama cowok atau ama tembok sih?”

Gw sendiri klo dimintain romantis ama mantan gw dulu paling gak bisa loh, maaf kalian jangan nanya kenapa sudah jadi mantan, itu sakit buat gw.. karena gw sekarang jomblo belum mau pacaran dulu

Terus terang keromantisan ini buat gw yang sebenarnya bukan masalah penting, tapi kok ya jadi masalah, entahlah apa karena gw emang gak bisa romantisan atau memang para cowok umumnya kali ya.

Kenapa gw bilang jadi masalah? Ya iyalah, sementara cewek itu paling seneng ama cowok romantis. Ya kan? Sehingga apabila si cowoknya gak romantis, mahluk cewek ini menganggap bawah cowok itu adalah kaum batu, nggak sensitif, bahkan nggak sayang. Padahal nggak seperti itu, kan ya.

Memang ada juga kok cowok yang bisa romantis, ampe saking romantisnya jadi susah dan bingung, ini cowok apa cewek kok romantis banget.

Tapi guys, menurut gw, klo cowok yang romantis itu sebenarnya jumlah sedikit kok kebanyakan memang yang tak romantis.

Menurut gw ya selaku cowok yang enggak bisa romantis, ada hal-hal tertentu yang memang harusnya cewek itu wajib mengerti hingga tidak mengeruhkan suatu hubungan cuma karena keromantisan.


*****

Gengsi, elo tau guys, umumnya egois cowok itu lebih dan lebih dibandingkan cewek. Kenapa? Karena sudah kodrat.
Umumnya begini, waktu pedekate, si cowok yang aslinya enggak romantis sekalipun mencoba berusaha semaksimal mungkin untuk berbuat sesuatu yang dinamakan romantis, misalnya membawa sekarung bunga mawar.

Whatttt!!! Sekarung??? Elu uda tau dong, ini cowok uda positif gak romantis.. bawa bunga mawar sekarung, emangnya mau jualan, okeh kita anggap si cowoknya emang tukang jual bunga mawar, berarti clear. Nah ketika si cowok itu berhasil menaklukkan hati pujaannya, berakhirlah sudah keromantisan itu. Gengsi pun bermula!

Masa-masa kritis dari mengemis cinta sudah lewat dan berlalu dan hati si cewek berhasil ditaklukkan. Saatnya berjalan dengan kepala tegak, dong! Nah sementara hati cewek ini kan beda, klo sudah terlanjut suka sama seseorang kan susah mau ngelepas dan tidak mudah begitu saja melepasnya.

Disamping itu, kaum cowok itu menganggap bahwa keromatisan itu identik dengan sisi lemah lembut gemulai dan semampai. Secara doi tubuh kekar, tinggi, ganteng, kulit sawo, lahir di tanah abang, punya 4 sodara, mamak India papa Amerika, Jadi, berasanya harga dirinya jadi “jatuh sejatuhnya” dan terkesan cengeng.

Nah, bagaimana cara agar karakter cowok yang satu ini, sebenarnya simple kok, elo (Cewek) musti pinter “memancing”. Begitu “dipancing” dikit aja, pasti si cowok ini berusaha untuk menunjukkan sisi romantisnya. Terangin aja kedia klo romantis itu gak perlu setiap hari kok.. romantis itu kadang diperlukan dalam sebuah hubungan, agar lebih sogooddddd.


*****


Malu, meski sedikit terlihat aneh, umumnya cowok itu malu untuk romantis-romantisan dengan pacarnya termasuk gw, apalagi di tempat umum, behhh gw paling anti klo gandengan tangan, apalagi gandengan bahu, ntar orang-orang nyangka gw orang tua yang uda gak layak berjalan kaki kan malu masbro. Terus terang bukan karena gw gak mau gandengan tangan, Mungkin karena nggak biasa, karena selama PDKT belum pernah ada adegan gandeng-gandeng tangan.

Contoh boncengan motor dengan mantan gw dulu, selama dijalan, gw liat yang berpasangan naik motor, itu saking si cewek meluk erat cowoknya, tempat duduk motor itu bisa muat 4 orang loh..

Elo kebayang gak betapa sesaknya cowok itu, yang ada si cowok itu malah gak nyaman duduk diatas motor, soalnya si cowok otomatis jadi kedepan duduknya. Nah klo tiba-tiba gw romantis, duh malu dong kok tiba-tiba jadi romantis, yang gw takutin gini, ntar mantan cewek gw bilang “Ah elu, tiba pas ngutang aja malah romantis-romantis. Behhh ini dalem menurut gw..

karena secara tampang lumayan walau memang gw sering ngutang kan karena gw ngerasa nyaman ngutang ama mantan cewek gw itu.

Nah, sebenarnya cowok itu enggak perlu malu untuk romantis, walau terkesan si cewek senyum melihat elo romantis, itu dalam hatinya apa yang dia harapkan ahirnya terkabul, misalnya elo yang biasanya enggak pernah kasih perhatian, nah sekarang loh kasih perhatian. Klo pun si spesies cewek ini ngejekin elo pas elo romantis, percaya ama gw, cewek loh sebenarnya sedang melayang diatas awan dan makin cinta ama elo walau dia mengejek.


*****

Bukan saya, dan bukan hanya didepan siceweknya aja sih, klo cowok itu sudah kodratnya punya gengsi yang setinggi langit. Kadang didepan temen-temennya juga begitu berusaha untuk menunjukkan status “sejatinya”. Maksudnya, kalau selama ini dia itu dikenal sebagai “cowok banget” “Gantengnya cowok banget” dan “anti romantis”

Bilangnya gini, “Nggak perlu sih ya rayuan gombal untuk ngungkapin perasaan lagian cewek gue juga ngerti kok,” papar si cowok yang anti melakukan romantis. Padahal, usut punya usut, sebenernya ia ingin juga sekali-sekali bersikap romantis dan menyenangkan hati si ceweknya. Ini karakter paling parah menurut gw, untung gw bukan karakter seperti ini.


*****

Males banget enggak sih. Nah menurut gw, klo uda membahas MALAS, motivator manapun susah buat nasehatin, terkecuali ada mukjizat rejeki dari Tuhan. Ini kasus terberat gw bilang, kenapa? Karena ini type cowok yang seperti ini sudah anti duluan dengan namanya romantis.

Klo cowok kalian sudah seperti ini karakternya, jangan banyak harap deh. Biar ampe jungkir balikpun atau elu bawain cowok elu ke dukun sakti sekalipun, tetap cowok jenis ini santai dan nggak merasa ada sebuah masalah yang besar. Bagi mereka, bersikap romantis bukanlah ‘syarat dan ketentuan’ utama dalam sebuah hubungan cinta serius. Adal hal-hal lainnya yang lebih diperlukan dalam hubungan. Mereka pikir, selama ada rasa cinta yang disertai tanggung jawab, untuk apa dibumbui bunga-bunga mawar segala?


****

Well guys, sebenarnya, romantisnya atau tidak, bukan menjadi suatu tolak ukur bahwa hubungan itu menjadi lebih baik. Suatu hubungan yang baik adalah ketika sepasang hati slalu memahami, slalu mengerti dengan caranya masing-masing.

Kebiasaanku yang biasa-biasa saja adTautanalah caraku untuk mencintaimu melalui doa yang aku titipkan kepada lampu tidurmu setiap malam, agar tak ada satu mimpi pun yang berani mengganggu lelapnya mimpimu.

Aku mencintaimu dengan sederhana melalui hati, mata dan telinga.




@Irf_Journey
@kampoengnofra

Sabtu, 04 Juni 2011

Di Balik Pujian, Kehilangan Cinta Tersimpan Hikmah


Seorang gadis muda bernama Sartika yang sangat suka dengan menari. Kepandaiannya menari sudah sejak kecil dan sangat menonjol dibanding dengan teman-teman sebayanya, sehingga Sartika sering menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan baik disekolahnya atau pun dilingkungan sosialnya.

Sartika berpikir, dengan apa yang dimilikinya saat ini menjadikan impian bahwa kelak ia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi tepukan meriah kepadanya.

Suatu hari, di kotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat, dari tangan dinginnya telah banyak melahiarkan penari-penari kelas dunia. Sartika ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya kesempatan itu datang juga. Sartika berhasil menjumpai sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari persembahan.

Sartika "Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari? Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian saya dan mohon petunjuk apabila ada yang salah dalam tarian saya".

"Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit",jawab sang pakar.

Baru hanya 5 menit Sartika menunjukan tariannya, entah mengapa yang menyebabkan sang pakar berdiri dari kursinya lalu meninggalkan Sartika begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Sartika. Betapa hancurnya hati Sartika, melihat sikap sang pakar. Dalam hati Sartika bertanya-tanya gerangan apakah sang pakar meninggalkannya begitu saja.

Sartika pulang ke rumah, menangis terisak sedu. Sartika menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama ini yang ia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar.
Sejak saat itu, ia bersumpah tidak akan menari lagi dan semua peralatan menarinya disimpan gudang.

Puluhan tahun berlalu sudah, kini Sartika telah menjadi seorang Ibu rumah tangga dan memiliki tiga sibuah hati yang mungil. Namun nasib berkata lain, ketika anak yang ketiganya berumur 7 tahun, sang suami yang mengidap satu penyakit yang tak tertolong hingga meninggalkan Sartika dan anak-anak selamanya.

Kini, Sartika adalah tulang punggung dalam membina dan membangun keluarga sederhananya. Sehari-harinya Sartika bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko buku di sudut jalan kota. Seperti biasa, dikotanya setiap tahun pasti akan mengadakan pagelaran tari yang diikuti dari berbagai belahan kota.

Nampaklah oleh Sartika sang pakar yang pernah meninggalkannya begitu saja dulu sedang berada di antara para menari muda di belakang panggung. Sang pakar sudah tampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih dengan wajah yang sederhana. Sartika walau ia telah bersumpah untuk tidak menari, tetapi didalam hatinay slalu menginginkan dan melambaikan jari jemarinya untuk menari, tanpa piker panjang, ia juga ketiga anaknya datang ke pagelaran tari tersebut.

Acara pun usai, Sartika dengan masih rasa penasaran kepada Sang Pakar, Ia mencari sang pakar dan memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Ternyata daya ingat sang pakar masih mengenali Sartika dan kemudian mereka bercerita secara akrab bertahun lamanya.

Sartika, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda yang bertahun-tahun yang silam. Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung pergi meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"

"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah melihat tarian seSartika yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-tiba berhenti dari dunia tari", jawab sang pakar.

Sartika pun terkejut bukan kepalang “Ini tidak adil. Sikap anda telah mencuri semua impian saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya memuji saya dan bukan mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan took buku pak!"

Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak, Tidak, saya rasa saya telah berbuat dengan benar. Kamu tidak harus minum anggur satu barel untuk membuktikan anggur itu enak bukan? Demikian juga saya. Saya tidak harus menonton kamu selama 10 menit untuk membuktikan bahwa tarian kamu bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukan. Maka sejenak saya tinggalkan kamu, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap kamu mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi kamu sudah pergi ketika saya keluar”

“Dan satu hal yang perlu kamu camkan, bahwa kamu mestinya fokus pada impian, bukan pada ucapan atau tindakan.
Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang bertumbuh.
Pujian itu seperti pedang bermata dua Sartika, pujian bisa menjadi memotivasi buat kamu, tetapi ia juga bisa pula buat melemahkanmu.

Dan faktanya, saya melihat bahwa sebagian besar pujian yang diberikan pada saat seseorang sedang tahap pertumbuhan karir, hanya akan membuat dirinya puas dan pertumbuhannya akan berhenti.
Lagipula, pujian itu sepantasnya datang dari keinginan orang lain. Tidak pantas untuk meminta pujian dari orang lain"

"Kamu lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya kamu ada pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari, mungkin hari ini kamu sudah menjadi penari kelas dunia dan berada dipanggung dengan tepukan ribuan orang dari penjuru dunia”

”Mungkin kamu sakit hati pada waktu itu, tapi sakit hari akan hilang jika kamu tetap semangat. Sakit hari karena penyesalan kamu hari ini tidak akan pernah hilang selamanya “


" Ya, sabar memang sulit dilakukan, apalagi ditambahkan dengan sebutan orang-orang “Sabar itu ada batasnya” Bersabar ketika usaha terbaik yang sudah dilakukan namun tidak dihiraukan orang lain memang sulit.

Tetapi apabila pada saat usaha tersebut dirasakan sudah mencapai puncak yang terbaik dalam hidup kamu, yakini bahwa yang terbaik itu tidak akan pernah sia-sia meskipun orang lain tidak melihat

Bijaklah hati dalam berpikir, menyikapi segala sesuatu dan dalam menentukan sikap, akan menolong menghindari dari kekeliruan yang berakhir pada penyesalan yang slalu hadir pada suatu kisah

Janganlah terlalu cepat dalam menilai dan mengambil keputusan, berkomunikasi dengan tulus dan baik, karena tak selalu diam itu emas.

Berpikir positive untuk segala sesuatu yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kamu, semuanya sudah disusun rapi olehNya

Begitu juga cinta, jika kamu kehilangannya, percayalah Tuhan sudah menyusun sesuatu yang terbaik untuk kamu. "







irf_journey
@nofra

CInta yang Pergi


Waktu terasa begitu cepat jalannya. Sebentar lagi dia akan berusia 35 tahun. Dan teman-teman lainya sudah asik menimang-nimang anak. Di dalam hati ada kesepian yang sangat. sebenarnya akupun membutuhkan perhatian dan cinta. Namun aku takut memulai. Tak banyak wanita yang ku kenal di sekeliling hidupku. mungkin aku telah patah arang.

Benar kata orang, bila wanita putus cinta, mereka akan bertambah cantik dan bertambah gaya. Bila pria putus cinta makin kusam, hidup ngak teratur dan tampang makin jelek sejeleknya. Itulah yang terjadi pada ku. dalam Masa 3 tahun bersama Vina hilang begitu saja, saat Vina mengabarkan dia menerima tunangan dari mamanya. Baginya itu adalah alasan yang dibuat-buat.

Wahai jiwa yang berada di dalam rasa dan diriku,

Apakah aku terlalu banyak berdialog dengan diriku sehingga aku kurang mampu berkomunikasi dengan lingkunganku?

Apakah aku adalah orang yang selalu berpikir picik dalam kehidupan ini?

Apakah aku terlalu egois terhadap diriku sendiri?

Pertanyaan ini yang selalu menyeruak dan bermain dalam lamunan hati sehingga bertambah hancur.

Dan ini adalah cinta kedua yang kandas. Satu tahun lalu aku menjadi kacau balau dan galau sampai-sampai aku pernah hampir di PHK dari pekerjaan. Sebab jarang masuk kerja dan kalaupun masuk enggak ada kerjaan yang beres pada waktunya dan aku bingung mau ngerjain apa. Untunglah atasanku sangat baik padaku dan sering memberi kata motivasi dalam semangat hidup.

Sering gelap dalam pikiranku tak seperti terangnya sinar matahari. Kulihat cahayanya menyilaukan mata, panasnya membuat dahi mengeluarkan keringat. Aku hanya bisa mengusap keringat itu dengan lenganku sebagai tanda bahwa aku kelelahan. Mana sempat aku bawa sapu tangan dari rumah dengan kondisiku saat itu. "Tuhan, sepertinya aku tak sanggup lagi menahan semua ini."

*****

Pukul tujuh malam telah tiba, aku pun buru-buru pulang untuk menepati janjiku harus bertemu dengan Vina di sebuah resto favoritku. Dan Kamipun duduk berdua sambil makan malam.
Bercampur dengan cahaya lampu yang membuat wajah Vina menjadi bidadari cantik yang menggetarkan hati ini. Begitulah kiranya hasil proyektor otak ku saat itu. Kulitnya yang putih tak mungkin terbakar oleh sinar itu, saat-saat seperti ini hatiku membutuhkanmu untuk memadamkan asmara yang kian memuncak ketika aku merindukan Vina setelah 3 tahun berlalu. Isi hatiku pun tak mampu keluar dari mulutku. Ah, yang bisa dilakukannya hanya diam, bicara hanya mampu melalui mimpi atau saat ia lagi sendiri.

Kini Vina ternyata telah berubah, makin gemuk dan wajahnya tak secantik dulu. Ada raut penderitaan di bola matanya. Setelah selesai makan kamipun bicara ke inti persoalan. Tak terasa ada air mata di wajah Vina. aku pun mendadak terharu. Cerita yang dia lontarkan cukup mengagetkan ku. Aku berpikir Vina pasti bahagia hidupnya.

Ternyata tak seperti perkiraanku. Suaminya ternyata seorang don juan. Punya banyak simpanan wanita. Jarang pulang dan kalau pulang pun hanya pertengkaran yang ada. Sejak anak pertamanya lahir suaminya berubah. Suka kasar dan suka memukul.

Aku hanya terdiam dan tak sanggup berkata. Aku adalah orang lain sekarang bagi Vina. Dan semuanya tak akan bisa kembali seperti dulu. aku sadar, tak baik bagiku menjadi orang ketiga di keluarga Vina. Itu akan menambah persoalan baru.

Lamunanku kembali buyar Vina menyadarkan aku, mungkin karena hatiku menghibur diriku yang selalu kesepian ini, membuatku dapat tersenyum cerah tanpa beban dihadapannya.

"Den..maafkan Vina ya. Vina telah menghancurkan hati kamu, dalam hati kecil Vina, Vina masih mencintai kamu. Dan tak akan hilang sampai kapan pun, terimakasih kamu telah mau menemani malam ini."

Tanpa terasa hari sudah kian malam dan selama dalam perjalanan pulang, aku tak henti-hentinya bersyukur. Waktu yang sempit sekali pun harus kusyukur. Rembulan malam tepat berada di tengah-tengah ketika nada-nada itu tiba-tiba lenyap digantikan keheningan yang luar biasa. Keheningan yang membawaku menyadari ternyata aku benar-benar sendiri, dan aku yang telah terbiasa sendiri ini menjadi ketakutan, bukan takut karena aku seorang diri disini, tapi takut dengan kesendirianku yang selalu menyendiri, seperti sekarang ini. Aku tetap terdiam merenungi kesendirianku, kenapa aku selalu ingin sendiri ? dan berulang kali aku mencoba untuk bisa hidup dengan orang lain ternyata tetap tidak nyaman tidak seperti ketika aku sendiri. Mungkin aku selalu merindukan kesendirianku.

Aku termenung…aku tak tahu mesti berkata apa. aku pada posisi yang salah. Bagaimanapun rasa suka masih ada. Tapi cinta nya telah hilang buat Vina.Saat aku pulang samar-samar di radio di mobilku terdengar lagu dari "Selamat jalan kekasih... Manis yang berujung perih...Kisah ini terlalu indah tuk jalani ini semua". Tanpa sadar air mataku menetes di pipi. "Tuhan…kuatkan iman hamba" aku berdoa. Dan aku sadari aku pun tidak bisa memiliki Vina ku lagi.. pergilah biarkan ku nikmati indah dirimu hanya dalam bayang-bayang sepi.

Aku terus berdoa, "Tuhan sesungguhnya aku ini lemah, maka kuatkanlah aku dan aku ini hina maka muliakanlah aku dan aku fakir maka kayakanlah aku wahai Dzat yang Maha Pengasih. Biarkan aku ikhlas dalam melepas Vina. Takdirmu adalah nyata segalanya bagiku. Pergilah cinta dengan rasa yang selalu kujaga. Raihlah hidupmu. Bukankah cinta tidak harus selalu memiliki?" Hanya pikiran itu yang ada di benakku kini.


"
Bahagia itu tak slalu memiliki hal yang terbaik, hanya berusaha menjadikannya terbaik dari hal-hal kecil di dalam hidupnya

Jangan pernah memikirkan kenapa aku memilih kamu tuk dicintai, sadarilah bahwa cinta ini yang memilih aku untuk mencintai kamu

Inilah cinta bila terpancarkan didalam hati dengan jujur juga setia, kamu akan merasakan begitu indahnya mencintai dan dicintai "





Irf_Journey

[X]
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger